REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Industri KendaraanBermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, perlu waktu yang cukup lama untuk kendaraan listrik bisa eksis di Indonesia. Pemberian subsidi untuk kendaraan listrik adalah salah satu langkah positif dari pemerintah dalam membentuk ekosistem hijau.
Menurutnya, kendaraan elektrik ini hal baru. Teknologi hidrogen jika disubsidi pun belum tentu laku di Indonesia. Karena memang berbeda situasinya dengan konvensional. "Meski begitu, sudah betul pemerintah kasih subsidi. Infrastruktur juga perlu ditingkatkan serta edukasi juga penting ke masyarakat melalui auto show," kata Nangoi di Jakarta.
Subsidi untuk kendaraan listrik ini memang berbeda kasusnya dengan apa yang disampaikan oleh Gaikindo kepada pemerintah beberapa waktu lalu, pada saat Indonesia dilanda Covid-19. Gaikindo berkordinasi dengan pemerintah untuk memulihkan situasi industri otomotif pada saat itu, dengan memberikan potongan pajak barang mewah atau PPNBM kepada kendaraan-kendaraan yang memang sudah eksis di Indonesia. Sehingga, penerimaan dan sambutan dari konsumen itu jauh lebih agresif.
"Insentif ini kan untuk pengurangan pajak dengan harapan pajak berkurang penjualan akan naik. Kalau barang yang dikasih itu barang yang eksis di Indonesia, itu pasti jalan," ucap dia.
Untuk itu, Gaikindo tidak tinggal diam dalam membantu menyuburkan ekosistem kendaraan hijau di Indonesia. Nangoi menuturkan bahwa pihaknya akan terus berkordinasi dengan para anggotanya untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kendaraan listrik.
"Kita minta anggota-anggota kita aktif dalam promosi kendaraan listrik, seperti tahun lalu ada tempat spesial untuk teskendaraan listrik, sambil kita edukasi ke masyarakat. Jadi kita berikan prioritas untuk produsen yang punya kendaraan listrik," tutur dia.
Ajang pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) akan diselenggarakan pada 10-20 Agustus 2023, di BSD-CITY, Tangerang, dengan mengangkat tema FUTURE NOW.